Minggu, 21 Februari 2010

Hand Out Kuliah Sistem Telekomunikasi (IM TELKOM Kelas I, 2012)

Materi kuliah Sistem Telekomunikasi (IP dan Wireless) dapat diunduh di sini..
stay tune, more will come

Modul Utama
Modul 1, Pengantar Sistem Telekomunikasi, Download
Modul 2, Pengantar Jaringan Switching, Download
Modul 3, Open Systems, Standards and Protocols, Download
Modul 4, TCP/IP and the Internet
, Download
Modul 5, Transport Protocol TCP/UDP, Download
Modul 6, Gateway and Routing Protocol, Download
Modul 7, Pengantar Teknologi Selular, Download
Modul 8, Pengantar BWA-WiMAX, Download

Modul 9, Pengantar Wireless LAN, Download
Modul 10, Fixed Mobile Convergence, Download

Materi Tambahan :
Modul 3, Penjelasan tentang protocol, encapsulasi, deskripsi 7 OSI Layer, Download
Modul 4, Ilustrasi tentang IP addressing, Download
Modul 6, Ilustrasi Devices & Internet, Download

Tugas (bobot 20%-30%)
Daftar Kelompok dan Masukan Judul Artikel,
Tugas Kelas I, IMT-MBTI 2012 adalah penyusunan Presentasi dan Laporan Inovasi Solusi Teknologi-Bisnis berbasis Jaringan Internet ataupun Wireless.

- Tugas diselesaikan oleh kelompok berisi dua-tiga orang.
- Topik mengacu kepada pemanfaatan internet dan jaringan wireless untuk inovasi solusi teknologi dan bisnis.
- Salah satu contoh inovasi solusi teknologi dan bisnis misalnya, Solusi Hotspot untuk Area Kos-Kosan, Solusi blog penjualan online, Solusi pemanfaatan WiFi untuk pendidikan, Konsep teknis dan bisnis Internet Service Provider dll.
- Topik dapat diusulkan oleh kelompok dan telah mendapatkan persetujuan pembimbing.
- Solusi teknologi mencakup konsep, manfaat, arsitektur jaringan yang digunakan, aspek teknis dan bisnis (opsional), implementasi (opsional) dan kesimpulan.
- Realisasi tugas berupa presentasi (power point) dan artikel (1000 - 1500 kata) dan dimuat di blog rumahwireless.blogspot.com
- Tahapan penyelesaian tugas :

Feb - Maret : Pemaparan ide awal dan konsep dalam bentuk presentasi ke Dosen (Milestone Pertama)
April - Mei : Pemaparan konsep akhir berupa presentasi di depan kelas (Deliverable pertama)
Mei :
artikel solusi teknologi dimuat di web rumahwireless.blogspot.com (Deliverable kedua)

Peringatan :
Mencontek dan Plagiat (copy paste hasil karya orang lain dan meng-klaim sebagai karya sendiri) adalah KEJAHATAN BESAR, dan mengakibatkan nilai E atau bahkan tidak lulus.

Referensi :
1. Teach Your Self TCP IP in 14 Days, Tim Parker and Dean Miller
2. Jaringan Komputer dengan TCP/IP, Winarno Sugeng
3. Mobile Broadband, Gunawan Wibisono & Gunadi Dwi Hantoro, Penerbit Informatika.
4. WiFi (Wireless LAN) Jaringan Komputer Tanpa Kabel, Gunadi D. Hantoro

Rabu, 16 September 2009

Belajar Teletrafik

Sumber-sumber untuk mempelajari trafik telekomunikasi (utamanya voice) sangat banyak di web.
Makasih untuk Mbah Google yang memberikan list-list berikut

Pengantar Trafik Telekomunikasi
Tabel Erlang B
Tabel Erlang C
Tugas Trafik
(Latihan Soal Poisson, dikerjakan secara kelompok)

Terima kasih buat Pak Wahyu (http://www.edhywahyu.com) atas resource-nya yang bermanfaat.

Selamat mencoba dan Mohon maaf lahir batin

Rabu, 13 Mei 2009

Katakan Tidak Untuk Plagiarisme

Tulisan ini diambil seluruhnya dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri.[1] Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator.

Yang digolongkan sebagai plagiarisme:
  • menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain
  • mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya

Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme.[2]:

  • Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,
  • Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri
  • Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri
  • Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,
  • Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya
  • Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan
  • Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.

Hal-hal yang tidak tergolong plagiarisme:

  • menggunakan informasi yang berupa fakta umum.
  • menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber jelas.
  • mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.

Plagiarisme dalam literatur

Plagiarisme dalam literatur terjadi ketika seseorang mengaku atau memberi kesan bahwa ia adalah penulis asli suatu naskah yang ditulis orang lain, atau mengambil mentah-mentah dari tulisan atau karya orang lain atau karya sendiri (swaplagiarisme) secara keseluruhan atau sebagian, tanpa memberi sumber.

Akademis

Selain masalah plagiarisme biasa, swaplagiarisme juga sering terjadi di dunia akademis. Swaplagiarisme adalah penggunaan kembali sebagian atau seluruh karya penulis itu sendiri tanpa memberikan sumber aslinya.[3]. Menemukan swaplagiarisme sering kali sulit karena masalah-masalah hukum yang berkaitan dengan fair use[4]. Beberapa organisasi profesional seperti Association for Computing Machinery memiliki kebijakan untuk menangani hal ini[5].

Contoh

  1. James A. Mackay, seorang ahli sejarah Skotlandia, dipaksa menarik kembali semua buku biografi Alexander Graham Bell yang ditulisnya pada 1998 karena ia menyalin dari sebuah buku dari tahun 1973. Ia juga dituduh memplagiat biografi Mary Queen of Scots, Andrew Carnegie, dan Sir William Wallace. Pada 1999 ia harus menarik biografi John Paul Jones[6] [7] tulisannya dengan alasan yang sama.
  2. Ahli sejarah Stephen Ambrose dikritik karena mengambil banyak kalimat dari karya penulis-penulis lain. Ia pertama dituduh pada 2002 oleh dua penulis karena menyalin sebagian tulisan mengenai pilot-pilot pesawat pembom dalam Perang Dunia II dari buku karya Thomas Childers The Wings of Morning dalam bukunya The Wild Blue.[8] Setelah ia mengakui plagiarisme ini, New York Times menemukan kasus-kasus plagiarisme lain.[9]
  3. Penulis Doris Kearns Goodwin mewawancarai penulis Lynne McTaggart dalam bukunya dari tahun 1987, The Fitzgeralds and the Kennedys, dan ia menggunakan beberapa kalimat dari buku McTaggart mengenai Kathleen Kennedy. Pada 2002, ketika kemiripan ini ditemukan, Goodwin mengatakan bahwa ia mengira bahwa rujukan tidak perlu kutipan, dan bahwa ia telah memberikan catatan kaki. Banyak orang meragukannya, dan ia dipaksa mengundurkan diri dari Pulitzer Prize board.[10][11][12]
  4. Seorang ahli matematika dan komputer Dǎnuţ Marcu mengaku telah menerbitkan lebih dari 378 tulisan dalam berbagai terbitan ilmiah. Sejumlah tulisannya ditemukan sebagai tiruan dari tulisan orang lain.[13]
  5. Sebuah komite penyelidikan University of Colorado menemukan bahwa seorang profesor etnis bernama Ward Churchill bersalah melakukan sejumlah plagiarisme, penjiplakan, dan pemalsuan. Kanselir universitas tersebut mengusulkan Churchill dipecat dari Board of Regents.[14][15][16][17]
  6. Mantan presiden AS Jimmy Carter dituduh oleh seorang mantan diplomat Timur Tengah Dennis Ross telah menerbitkan peta-peta Ross dalam buku Carter Palestine: Peace, Not Apartheid tanpa ijin atau memberi sumber.[18]
Lebih lengkap dan list referensi silakan baca di sini

Untuk menghindari plagiat, lakukan citation dan cantumkan refernsi di akhir tulisan kita.
Apa itu citation ? Silakan baca di sini

Tantangan Layanan 3G Indonesia

Oleh. http://jaringantelekominikasi.wordpress.com/

Bagaimana perkembangan teknologi UMTS di Indonesia? Berikut akan dijelaskan sedikit perkembangannya. Artikel yang kami tulis ini diambil dari berbagai sumber. Pada tulisa pertama ini adalah awal mula penerapan 3G di Indonesia sekitar tahun 2006.

Teknologi UMTS akan diterapkan di Indonesia sebagai generasi ketiga dalam teknologi komunikasi seluler. Sebelum UMTS, Indonesia telah menerapkan teknologi GSM sebagai generasi kedua. Untuk menerapkan UMTS di Indonesia yang juga merupakan perkembangan teknologi GSM tidak akan dilakukan secara independent tanpa mempertimbangkan teknologi GSM yang telah diterapkan. Untuk itu, harus dilakukan studi tentang jaringan eksisting GSM dan kemudian harus dilakukan perencanaan yang matang meliputi jarungan akses dan jaringan core dari UMTS.

Dalam penerapan teknologi 3 G ini di Indonesia terdapat beberapa kesulitan dalam implementasinya. Apa saja kesulitan yang didapat? Mari kita koreksi bersama-sama.

Device
  • Harga masih mahal. Jika harga sudah mencapai Rp 1,5 juta baru akan terjadi “tipping point” dimana layanan akan diserbu pengguna.
  • Batere handset 3G saat ini masih cepat habis.
  • Menu, aplikasi, dan software yang ada di handset 3G saat ini masih sulit dipersonalisasi dan kurang user friendly. Yang ada saat ini sepertinya hanya memindahkan menu yang ada di handset GSM saja.
  • Layar masih belum nyaman untuk beberapa aplikasi
Aplikasi
  • Aplikasi tidak tersedia dalam handset sehingga harus dipasang dahulu. Hal ini bisa menjadi ganjalan untuk pengguna yang tidak terlalu paham masalah teknis.
  • Content masih sangat terbatas dan belum memenuhi kebutuhan komunitas / kultur.
  • Kebanyakan aplikasi masih terpengaruh dengan layanan GSM
People
  • Nampaknya harus ada segmentasi (usia, genre).
Pricing
  • Diperkirakan adalah Rp 5000,-/download.
  • Bisa juga dilakukan dengan bundling.
  • Bisa juga bergantung kepada jenis musik (genre). Dengan kata lain ada subsidi silang.
Dari artikel diatas bisa dilihat bahwa memang ada sedikit pesimis tentang teknoilogi ini dan juga kesulitan dari masing-masng operator. Namun sekarang telah bisa dinikmati layanan 3G yang semakin canggih. Mengenai pengguna di Indonesia sendiri sangatlah memuaskan bagi para pelayan jasa telekomunikasi di Indonesia. Sehingga sangatlah besar peluang bagi mereka mengembangkannya kearah HSDPA. Yaitu pengembangan teknologi UMTS yang sering disebut 3,5 G.

Kemudian bagaimana pekembangan 3G berikutnya? Monggo Baca Lebih lanjut disini

Apa itu LTE?

Oleh. http://cahmbanyumas.blogspot.com/

Long Term Evolution (LTE) merupakan teknologi berstandar 3GPP (Third Generation Partnership Project) Release 8 dan juga merupakan evolusi teknologi 1xEV-DO sebagai bagian dari roadmap standar 3GPP2.LTE atau biasa juga disebut SAE (System Architecture Evolution) disebut-sebut sebagai generasi keempat (4G) yang akan menggeser kemampuan 3G. Dalam akses data, LTE jauh melebihi generasi-generasi sebelumnya, bahkan standar spesifikasi kecepatan datanya sampai 100 Mbps pada arah downlink. Diperkirakan siap digelar sekitar 2010-an, LTE akan mampu membawa aplikasi-aplikasi yang menarik seperti TV interaktif dan game tingkat advance. Karena LTE mendukung kemampuan handover dan roaming ke jaringan bergerak eksisting maka cakupan yang melayani perangkat pelanggan menjadi ubiquitous. Banyak keunggulan yang ditawarkan oleh teknologi ini, diantaranya penggunaan spektrum yang fleksibel, peningkatan kapasitas, latensi yang rendah, biaya operasional yang lebih rendah, dan memiliki performansi yang tinggi

Kata Evolution agaknya diambil karena para pencetus LTE mulai memikirkan perubahan besar dengan melihat teknologi baru pada air interface dan arsitektur sistem tanpa melihat sistem yang ada saat ini. Hal ini menyebabkan adanya banyak perubahan, misalnya seperti penggunaan teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) sebagai basis air interface pada lapisan akses radio (radio access layer), arsitektur system flat IP (All-IP), level modulasi yang lebih tinggi dan lain-lain.

Jaringan LTE mampu mentransformasi pengalaman pengguna telekomunikasi, memperbarui layanan mobile broadband ke tingkatan baru sehingga kegiatan mobile seperti browsing internet, mengirim email, video sharing, download musik, serta aplikasi-aplikasi lain akan sangat mudah diakses tanpa ada intervensi atau keterlambatan. LTE disiapkan untuk format jaringan seluler yang kekuatannya jauh melebihi dari pada yang sudah ada sekarang baik 3G, HSDPA (high speed downlink packet access) maupun HSUPA (high speed uplink packet access), karena mampu mengalirkan data hingga 100 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink.Dengan kecepatan fantastis itu, beragam aplikasi bisa dinikmati lebih cepat dan real-time misalnya untuk game online.

Ingin Tahu Lebih Jauh ?

Senin, 06 April 2009

File Kuis Komdat untuk Jaringan Telekomunikasi

Slamat menempuh ujian. Sebagai bahan monggo diunduh file latihan kuis komdat yang lalu ya.
bisa di download dari http://rapidshare.com/files/218115948/Kuis1Komdat2009.doc.html

punten hanya untuk 10 akses pertama. Masih nyari tempat yang nyaman.

hadi

Selasa, 17 Februari 2009

Mobile Broadband in Horizon

Teknologi wireless terus berkembang dengan perubahan-perubahan mendasar pada peningkatan performasi dan kemampuan layanan. Pada awalnya teknologi wireless (terestrial) berkembang dalam dua stream yaitu fixed wireless dan mobile wireless. Fixed wireless didominasi oleh teknologi berbasis paket dengan akses CDMA yang kemudian berkembang menjadi OFDM seperti WiFi dan Wireless IP. Sementara stream mobile wireless didominasi oleh teknologi seluler GSM dan CDMA2000. Lalu dengan terjadinya sinergi pasar telekomunikasi, informasi dan hiburan, isu konvergensi pun menyentuh perkembangan teknologi wireless ke depan.

Jalur fixed wireless bergerak menuju Broadband Wireless Access (BWA) yang mampu memberikan layanan broadband dengan mengusung WiMAX sebagai sistem unggulannya. Sementara jalur evolusi mobile wireless bermuara pada teknologi 3G. Perkembangan kedua stream ini pun menunjukkan kecenderungan untuk melebur menjadi satu standard yang disebut 4G atau IMT Advanced. 3GPP sebagai institusi standardisasi menyediakan roadmap bagi GSM melalui 3G WCDMA, HSDPA, HSUPA, HSPA dan akhirnya LTE sebagai kandidat 4G mereka. WiMAX Forum jauh hari telah memprediksi bahwa beberapa teknik seperti OFDMA, Adaptive Modulation & Coding, MIMO dan smart antenna diprediksi menjadi pilihan teknologi 4G kedepan. WiMAX Forum mengeluarkan inisiasi Mobile WiMAX I (802.16e) dan Mobile WiMAX II (802.16m) sebagai roadmap menuju 4G mereka.

Bagi industri mobile wireless berbasis selular pengembangan standard menjadi 4G merupakan satu langkah mudah karena sejak awal sistem ini telah dirancang sebagai suatu sistem mobile. Ecosistem industri GSM didukung 3GPP dan GSM Association . Di belakang mereka berdiri vendor kelas dunia (tier 1) dan operator (tier 1) dengan basis pelanggan dominan di dunia. Memungkinkan pengembangan 4G menjadi keniscayaan.

Namun bagi WiMAX, perkembangan ke arah 4G membutuhkan usaha yang dramatis terutama karena sistem ini pada awalnya dirancang untuk memberikan layanan tetap/tidak bergerak. Ecosistem WiMAX dibangun dari awal mulai dari standardisasi, sertifikasi teknologi dan industri. Di satu sisi WiMAX menawarkan semua kandidat teknologi masa depan 4G, di sisi lain WiMAX Forum dibangun oleh industri komputer, internet service provider, vendor tier 2 yang lebih mengedepankan kemudahan dan bisnis model IP yang simple dan terbuka. Pada prinsipnya WiMAX menggunakan konsep teknologi OFDMA. OFDMA sendiri selanjutnya diadopsi sebagai teknologi multiple akses sistem 4G. Secara tidak langsung, WiMAX memiliki keunggulan dibandingkan teknologi selular dalam hal penggunaan teknologi OFDMA. Terkait dengan hal tersebut, saat ini standard WiMAX telah berhasil diajukan dan disetujui oleh ITU sebagai salah satu varian sistem 4G.

Perjalanan WiMAX dalam hal pengembangan teknologi, pemilihan band frekuensi dan proses sertifikasi menjadi aspek utama yang akan dibahas secara detail pada pengembangan standard. Pembahasan ketiga aspek ini tidak terlepas juga dari keunggulan-keunggulan aspek teknis yang mendukung kepopuleran sistem WiMAX itu sendiri, antara lain kemampuan beroperasi pada kondisi NLOS, pemakain standard terbuka, penggunaan spektrum yang sangat effisien, penerapan QoS dan adaptive modulation, aspek mobilitas, variasi terminal dan lain-lain.

WiMAX yang menggunakan standard terbuka atau open standard memberikan banyak keuntungan bagi manufaktur chipset, penyedia (vendor) sistem nirkabel, operator hingga pelanggan. Pada dasarnya semua keuntungan ini merupakan keuntungan standard yang ditawarkan oleh suatu sistem standard terbuka (open standard) seperti GSM dan WiFi. Contohnya dapat kita lihat pada sistem WiFi, eksistensi open standar dengan global interoperability Wi-Fi pada segmen LAN (Local Area Network) mampu mengakselerasi pertumbuhan pengguna wireless LAN. Hal ini terkait dengan biaya penggelaran wireless LAN yang menjadi sangat rendah dimana perangkat pelanggan dapat dikatakan free of charge karena sudah menyatu dengan laptop yang menggunakan chipset centrino. Disamping itu, penggunaan open standard memungkinkan terjadinya produksi massal yang semakin menurunkan harga sistem dimana semua manufaktur dapat menciptakan sistem Wi-Fi dengan menggunakan chipset yang sudah tersedia luas di pasaran. Bercermin pada kesuksesan ini, WiMAX selanjutnya dikembangkan sebagai suatu sistem open standard dengan kemampuan global interoperability untuk segmen market WAN (Wide Area Network).

Berbagai keuntungan yang dapat diberikan suatu sistem open standard selanjutnya bagi manufaktur komponen, berarti peluang untuk menciptakan chip dalam volume yang besar karena dapat digunakan secara global oleh seluruh vendor BWA. Bagi vendor BWA, WiMAX juga memungkinkan untuk produksi perangkat piece by piece dalam pengertian tidak harus end to end sebagaimana yang umum dilakukan pada sistem proprietary. Hal ini memungkinkan pihak vendor untuk bisa lebih fokus berinovasi. Sementara bagi operator, WiMAX memberikan beberapa keuntungan seperti turunnya biaya penggelaran WiMAX secara dramatis akibat produksi massal, resiko penggelaran yang semakin kecil mengingat road map WiMAX yang sudah jelas, semakin banyaknya pilihan sistem disamping tingkat ketergantungan terhadap supplier yang dapat diminimisasi.